Friday 19 July 2013

Kue Lebaran dan Ngabuburit

by majalengka.id

Waktu magrib bak idola di Syahri Ramadhan, datangnya selalu dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Pasalnya waktu magrib menandakan waktu buka puasa telah tiba, setelah seharian penuh menahan lapar dan haus umat Islam berbuka dengan makanan serta minuman khas buka puasa. Bulan puasa di Indonesia selalu menyisakan cerita dan hal unik bagi yang menjalaninya, terlebih Islam Indonesia yang selalu beradaptasi dengan budaya lokal setempat. Misalnya masyarakat Sunda ketika menunggu buka puasa punya istilah ngabuburit, kata ini berasal dari bahasa sunda ‘burit’ yang artinya sore ditambah imbuhan ‘nga-‘ dan pengulangan dua huruf pertama ‘bu-‘ secara etimologi bermakna menunggu senja, secara istilah berarti melakukan sesuatu sambil menunggu adzan magrib tiba untuk buka puasa.
Ngabuburit sekarang bukan hanya dilakukan oleh masyarakat suku sunda saja, ngabuburit telah menjadi istilah nasional, buktinya salah satu perusahaan komersil mengadakan konser selama bulan Ramadhan dengan tema “ngabuburit bareng ungu”. Sebenarnya jenis kegiatan ngabuburit itu tidak ditentukan misalnya ada orang ngabuburit dengan jalan-jalan ke danau, nongkrong di pinggir jalan, namun sebaiknya ita bisa memanfaatkan waktu luang tersebut sebelum waktunya buka dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya dengan mengunjungi teman, membaca buku di perpustakaan, masak menu buka puasa, atau membuat kue lebaran.
Pilihan ngabuburit dengan membuat kue lebaran sangat bermanfaat buat keluarga, misalnya proses pembuatannya dengan melibatkan semua anggota keluarga, ibu, ayah, dan anak-anak tentunya ini akan mengahangatkan komunikasi antara anak dan orang tua, apalagi kebersamaan itu berlanjut ke buka puasa, tadarusan, makan sahur. Hal ini sangat baik untuk perkembangan jiwa spiritual anak.

No comments :

Post a Comment